Selasa, 19 September 2017

Menjadi Guru Beruang

                     Suatu hari ada seorang perempuan yang berprofesi sebagai guru,begitu asyik dan begitu menikmati profesi itu hingga banyak anak yang menaruh harapan kepada sang guru tersebut,bahkan mereka sudah menganggap perempuan kelahiran Amerika Serikat ini sebagai orang tua kedua mereka setelah Bapak dan Ibu yang melahirkan mereka.

                      Sudah 40 tahun lebih guru tersebut mengajar,tidak menyangka bahwa dia harus segera pensiun dari tegas mengajar dan mendidik anak-anaknya.Hatinya mulai sedih,perasaannya mulai terganggu,karena seperti setengah dari hidupnya akan terenggut dalam waktu dekat.Setelah diputuskan pensiun dari profesi guru,keinginannya untuk mendidik tetap terkobar,himgga dia pergi ke sebuah hutan Alaska untuk mengabdikan ilmunya.
                       Dia mulai melihat beruang yang kesakitan,dirawatlah beruang tersebut dan diajarkan beberapa hal yang beruang itu tidak tau.Semakin hari semakin akrab dengan beruang itu,tak lama kemudian beruang yang lainpun mulai berdatangan memelas kasih sayang dan juga ingin diajari sesuatu,hingga ada sekitar 20 ekor beruang yang membangun kehidupan bersama sang guru tersebut.Tak lama kemudian pemerintah dan polisi hutan tau aktivitas tersebut,karena beruang adalah hewan pemangsa dan demi kelamatan wanita tersebut,pihak pemerintah melang wanita tersebut untuk melanjutkan aktifitas tersebut,mereka tetap berontak akan keputusan pemerintah,hingga polisi memasang kawat listrik sebagai pembatas,dan ternyata ada satu beruang yang terkena kawat listrik tersebut.Sang Guru mulai iba atas apa yang menimpa para beruang hingga ia memutuskan untuk meninggalkan beruang demi keselamatan beruang.
                         Pembaca yang budiman,kisah tadi menginspirasi kita tentang ketulusan mengajar.Untuk mengajar tidak harus menjadi guru,dan tidak hanya guru yang bisa mengajar.Sesungguhnya semua dari kita adalah guru bagi siapa saja,kapan saja dan dimana saja.Yang paling penting adalah guru bagi diri kita sendiri,memimpin diri kita sendiri dan menjadikan semua yang kita kerjakan sebagai inspirasi bagi banyak orang.Guru digugu dan ditiru,itu yang sering kita dengarkan,guru tidak hanya mengajar dengan mulutnya,tapi harus mengajar dengan hatinya.Guru tidak nya mengajar dengan bukunya,tapi harus juga mengajar dengan perilakunya.Bersyukur bagi mereka yang berprofesi menjadi guru yang surganya sudah dibentangkan tuhan baginya,karena satu-satunya profesi nabi yang terlegalisir oleh allah adalah guru.
                          Bagi mereka yang tidak berprofesi sebagai guru,sungguh tempat mengajar kita sudah tuhan sediakan begitu luas.Mengajar tidak harus dikelas,bergedung,apalagi ber-AC.Mengajar bisa di sawah,di pasar bahkan membersihkan selokan dan tidak membuang sampah di sungai juga mengajar.Menjadi manusia yang selalu memberikan manfaat itu tidak mudah,semakin bermanfaat manusia itu semakin banyak yang tidak suka.Maka benar kata nabi; "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama",semoga tulisan sederhana ini bisa menambah udara segar dalam sanubari kita untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dari pada malam-malam diisi dengan pacaran,mending sholawatan

Lagi-lagi pesantren yang terletak ditengah sawah dan jauh dari kota yakni pesantren modern Al-amanah mengadakan hajat yang sangat penting da...